Seni kehidupan adalah mengatasi masalah ketika ia muncul, bukannya menghancurkan semangat dengan hal-hal yang terlalu jauh didepan.
Kerap kali cinta kita butuhkan untuk sekedar menguatkan kita dalam suasana tak ramah,,kadang cinta seperti ini berharga dan membuat para pelakunya rela berkorban apa saja…yang jelas semuanya atas nama cinta, sehingga pemerkosaan pun terjadi atas nama cinta!!!!
Lalu bagaimana denganku dan para lelakiku yang kini tiba-tiba hadir dalam setiap detik kehidupanku,,,
Betapa naifnya aku saat berfikir mereka tertarik dengan apa yang ada pada diriku, ya tidaklah,,,,bukan karena aku yang menarik tapi keadaan memaksa mereka untuk selalu bertemu aku..walau sebenarnya hati tak ingin, aku tahu para lelakiku ini punya kehidupan sendiri yang tak bisa aku campuri,,,
Kamu bingung aku berbicara apa? Aku sedang berbicara tentang cinta yang abstrak kemudian menjadi absurd lalu berubah menjadi cerita kelam. aku parah dalam hal luka, aku professional dalam hal penderitaan. Kacau benar hidupku sekarang, dikelilingi manusia munafik, tak berpendirian, sarat kepentingan bahkan yang sama sekali tak tahu tujuan apa dia hidup. Aku saja lieur dengan nasibku lima tahun kedepan jika komunitas yang aku rambah saat ini seperti itu. Tapi sudahlah tak usah pikirkan masa depan karena hanya akan membuat hari-hari kita semakin tak ada dan sibuk mengejar ambisi. Walau cita-cita itu penting, tapi aku tak akan membiarkan cinta membutakanku pada sebuah kenyataan real yang aku hadapi sekarang. Biarkan semuanya absurd dan tak jelas tapi tidak dengan keyakinan yang aku miliki sekarang. Bahwa para lelakiku tak sekejam monster yang tega menerkamku dengan sikap manis tapi menelanku dengan nafsu memburu. Biarkan para lelakiku ini menikmati hidupnya dengan caranya sendiri, yang jelas mereka ada untuk sekedar menguatkan keyakinan bahwa aku ini memang perempuan. Bukan makhluk dengan kelamin ganda. Owh…tidak aku memang perempuan, cantik dan bertakwa bahkan walau sebenarnya orang cantik tak akan bilang dirinya cantik dan orang bertakwa tak akan bilang bahwa dirinya bertakwa.
Meski aku dengan para lelakiku senantiasa bertemu tapi tak akan kubiarkan mereka menjamah bagian tersensitif yang aku miliki yaitu perasaanku. Biarlah mereka hanya tahu aku ini batu, gila, tak rasional, seksi bila dibandingkan dengan nenek-nenek mereka, atau bahkan manja dan arogan. Biarkan mereka hanya menikmati pembicaraan ngawurku tetapi tidak dengan tubuhku. Karena aku tak mau terjatuh dalam kenistaan dengan para lelakiku.
Kerap kali cinta kita butuhkan untuk sekedar menguatkan kita dalam suasana tak ramah,,kadang cinta seperti ini berharga dan membuat para pelakunya rela berkorban apa saja…yang jelas semuanya atas nama cinta, sehingga pemerkosaan pun terjadi atas nama cinta!!!!
Lalu bagaimana denganku dan para lelakiku yang kini tiba-tiba hadir dalam setiap detik kehidupanku,,,
Betapa naifnya aku saat berfikir mereka tertarik dengan apa yang ada pada diriku, ya tidaklah,,,,bukan karena aku yang menarik tapi keadaan memaksa mereka untuk selalu bertemu aku..walau sebenarnya hati tak ingin, aku tahu para lelakiku ini punya kehidupan sendiri yang tak bisa aku campuri,,,
Kamu bingung aku berbicara apa? Aku sedang berbicara tentang cinta yang abstrak kemudian menjadi absurd lalu berubah menjadi cerita kelam. aku parah dalam hal luka, aku professional dalam hal penderitaan. Kacau benar hidupku sekarang, dikelilingi manusia munafik, tak berpendirian, sarat kepentingan bahkan yang sama sekali tak tahu tujuan apa dia hidup. Aku saja lieur dengan nasibku lima tahun kedepan jika komunitas yang aku rambah saat ini seperti itu. Tapi sudahlah tak usah pikirkan masa depan karena hanya akan membuat hari-hari kita semakin tak ada dan sibuk mengejar ambisi. Walau cita-cita itu penting, tapi aku tak akan membiarkan cinta membutakanku pada sebuah kenyataan real yang aku hadapi sekarang. Biarkan semuanya absurd dan tak jelas tapi tidak dengan keyakinan yang aku miliki sekarang. Bahwa para lelakiku tak sekejam monster yang tega menerkamku dengan sikap manis tapi menelanku dengan nafsu memburu. Biarkan para lelakiku ini menikmati hidupnya dengan caranya sendiri, yang jelas mereka ada untuk sekedar menguatkan keyakinan bahwa aku ini memang perempuan. Bukan makhluk dengan kelamin ganda. Owh…tidak aku memang perempuan, cantik dan bertakwa bahkan walau sebenarnya orang cantik tak akan bilang dirinya cantik dan orang bertakwa tak akan bilang bahwa dirinya bertakwa.
Meski aku dengan para lelakiku senantiasa bertemu tapi tak akan kubiarkan mereka menjamah bagian tersensitif yang aku miliki yaitu perasaanku. Biarlah mereka hanya tahu aku ini batu, gila, tak rasional, seksi bila dibandingkan dengan nenek-nenek mereka, atau bahkan manja dan arogan. Biarkan mereka hanya menikmati pembicaraan ngawurku tetapi tidak dengan tubuhku. Karena aku tak mau terjatuh dalam kenistaan dengan para lelakiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar