“Perawan…Pewarna…Penawar!!!!!
Yang untuknya para hidung belang sanggup bertaruh rupiah
Perawan adalah pewarna Bagi hegemoni kekuasaan
Yang untuknya para raja keluar dari peraduan dengan menyengkelit pusaka
Perawan adalah pewarna bagi arogansi sistemik
Yang untuknya para bajingan siap menyebar kebusukan
Untuk perawanlah kubik darah ditumpahkan
Namun dari puncak kidung kearifan
Melangkah seorang perawan yang berhiaskan nurani
Dan harga diri kehadapanku
Dia persembahkan selarik senyuman nan tulus tanpa kata-kata
Dadaku bergetar…tungkai-tungkai lemahku menggeletar
Pahit dan rasa sakit itu mendadak lenyap
Senyumnya itu telah mendatangkan kesembuhan
Perawan yang menghampiri pertapaanku ini
Bukan sembarang perawan
Perawan ini membawa penawar luka didalam kehadirannya
Sesaat kabut tipis datang
Menjadi pembatas antara aku dan dia
Pandanganku menjadi samar
Perawan itu berpendar dan mengkristal
Darinya memancar delapan ribu pelangi yang bersayap
Pelangi-pelangi itu berputar…berthawaf
Disekeliling kosmis Kristal…dan memutih
Putih dan lambat laun memudar seiring memudarnya rasa sakit dan pahit
Perawan itu adalah penawar luka
Tak ada yang tahu siapa dia kecuali keyakinanku
Perawan dan pewarna adalah penawar derita
Perawan dan penawar adalah pewarna iman
Penawar dan pewarna adalah perawan dalam semesta kehidupan
" iip wijayanto"
hanya perempuan biasa yang lemah akan nafsu dunia, lemah akan kerakusan materi, dan lemah akan keakuan.
lalu siapa perempuan itu?
dunia akan serempak menjawab....
perempuan itu berada ditempat terjaga, terbungkus kelemahan untuk melakukan penindasan, lemah akan ambisi kekuasaan, dia berada didasar keikhlasan seorang ibu yang mampu mengubah pertumpahan darah menjadi lautan kasih sayang, peperangan menjadi kegotong royongan, dan perselisihan menjadi persaudaraan. dia berada didasar lautan nurani,,, jauh bersama mutiara iman,,,,iman seorang istri salihah, putri negeri yang tenggelam dalam lantunan doa bagi bangsanya,,,dan seorang filosuf yang memahami arti hidup lewat kepeduliannya.
semoga aku bisa bertemu dengan perempuan ini, belajar darinya, dan memperoleh kedudukan yang serupa dengan perawan bagi semesta kehidupan.
dia bukan racun dunia, bukan juga property kekuasaan,,,tapi dia ibunda bagi kelahiran sang juru selamat....dari
kekacauan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar